IPA KELAS VIII SEMESTER I
BAB III
1. Struktur dan Fungsi Akar, Batang, Daun, dan Bunga
a. Struktur dan Fungsi Akar
Akar merupakan organ tumbuhan yang umumnya berada di bawah permukaan tanah, tidak memiliki buku-buku, tumbuh ke pusat bumi atau menuju air, warna tidak hijau memiliki bentuk meruncing.
Akar memiliki fungsi untuk:
· menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah atau medium tumbuhnya
· menyerap air dan mineral dalam tanah atau pada medium tumbuhnya.
b. Struktur dan Fungsi Batang
Batang umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder, memiliki ruas-ruas (internodus) yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku (nodus).
Batang memiliki banyak fungsi antara lain:
· menyokong bagian-bagian tumbuhan yang berada di atas tanah
· sebagai jalan pengangkutan air dan mineral dari akar menuju daun
· jalan pengangkutan makanan dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan.
c. Struktur dan Fungsi Daun
Daun merupakan organ tumbuhan yang menempel pada batang, biasanya berbentuk tipis lebar dan banyak mengandung zat warna hijau yang dinamakan klorofil. Daun monokotil memiliki peruratan daun yang sejajar, sedangkan tumbuhan dikotil memiliki peruratan daun menjala.
Daun memiliki beberapa fungsi, antara lain:
sebagai alat untuk mengambil gas karbon dioksida (CO2) yang digunakan sebagai sumber (bahan baku) dalam fotosintesis
mengatur penguapan air (transpirasi), dan pernapasan (respirasi) tumbuhan.
d. Struktur dan Fungsi Bunga
Bunga merupakan alat reproduksi generatif pada tumbuhan. Secara umum, bunga tersusun atas dua bagian utama, yaitu perhiasan bunga dan alat reproduksi bunga. Perhiasan bunga meliputi tangkai, kelopak (kaliks), dan mahkota (korola). Sedangkan alat reproduksi berupa benang sari (alat kelamin jantan) dan putik (alat kelamin betina).
Tumbuhan monokotil mempunyai bagian-bagian bunga seperti daun kelopak, daun mahkota, dan benang sari yang berkelipatan 3 (tiga). Pada tumbuhan dikotil mempunyai bagian-bagian bunga berkelipatan 4 (empat) atau 5 (lima).
e. Struktur dan Fungsi Buah dan Biji
Putik terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian dasar yang menggelembung disebut bakal buah (ovarium), bagian yang memanjang disebut tangkai putik (stilus), dan kepala putik (stigma).
Di dalam bakal buah terdapat satu atau lebih bakal biji (ovul). Pada perkembangan selanjutnya, bakal buah akan berkembang menjadi buah sedangkan bakal biji akan berkembang menjadi biji.
2. Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan
a. Jaringan Meristem
Jaringan meristem atau disebut juga jaringan embrional adalah jaringan yang sel-selnya aktif membelah diri secara mitosis. Berdasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem dapat dikelompokkan menjadi:
Meristem Primer: jaringan meristem pada tumbuhan yang sel-selnya aktif membelah. Meristem primer pada umumnya terdapat pada ujung batang dan ujung akar.
Meristem Sekunder: berasal dari sel-sel dewasa yang berubah sifatnya menjadi meristematik kembali (aktif membelah kembali). Contoh: kambium pembuluh (kambium vaskuler) dan kambium gabus (felogen)
b. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa atau disebut juga jaringan permanen merupakan jaringan yang bersifat non-meristematik atau tidak aktif membelah yang berasal dari pembelahan sel-sel meristem primer dan sel-sel meristem sekunder, yang telah mengalami diferensiasi. Berdasarkan fungsinya jaringan dewasa dibedakan menjadi:
Jaringan Pelindung: Untuk melindungi bagian dalam tumbuhan dari berbagai pengaruh luar yang merugikan, misalnya hilangnya air akibat suhu yang meningkat dan melindungi dari kerusakan mekanik. Contoh: jaringan epidermis pada stomata.
Jaringan Dasar: Hampir terdapat pada seluruh tumbuhan dan berperan penting dalam semua proses fisiologi (metabolisme) pada tumbuhan. Contoh: jaringan parenkim.
Jaringan Penyokong (Penguat): Berperan untuk menunjang bentuk tubuh tumbuhan.
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, Jaringan penyokong dapat dibedakan menjadi:
Jaringan kolenkim merupakan jaringan yang berfungsi untuk menyokong bagian tumbuhan yang masih muda. Sel-sel jaringan kolenkim memiliki dinding sel yang mengalami penebalan, namun tidak merata.
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat yang bersifat permanen. Jaringan sklerenkim berfungsi untuk menyokong tubuh tumbuhan yang sudah tua.
Jaringan Pengangkut (Vaskuler): jaringan ini terdiri atas:
Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan zat-zat terlarut di dalamnya dari akar menuju daun.
Floem berfungsi untuk mengangkut makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan.
c. Struktur dan Fungsi Jaringan pada Akar
Jaringan meristem apikal inilah jaringan yang sel-selnya terus membelah membuat akar semakin panjang.
Tudung akar berfungsi untuk melindungi sel-sel meristem tersebut saat membelah sehingga dapat menembus tanah tanpa mengalami kerusakan dan akar dapat menambatkan tubuh tumbuhan dengan kuat ke dalam tanah.
Akar tersusun atas epidermis, korteks, dan silinder pusat.
Sel-sel epidermis memiliki dinding yang tipis, sehingga air dan mineral mudah masuk ke dalam sel-sel epidermis yang kemudian diteruskan ke dalam korteks dan silinder pusat.
Korteks ini tersusun atas jaringan parenkim yang dinding selnya tipis dan tersusun renggang. Korteks ini berfungsi untuk tempat penyimpanan cadangan makanan bagi tumbuhan.
Lapisan endodermis tersusun atas satu lapis sel yang membatasi korteks dengan silinder pusat. Pada endodermis terdapat bentukan seperti pita yang disebut pita Kaspari. Pita Kaspari berfungsi untuk mengatur jalannya mineral yang diserap oleh akar agar menuju ke silinder pusat.
d. Struktur dan Fungsi Jaringan pada Batang
Beberapa fungsi batang antara lain:
· menyokong bagian-bagian tumbuhan yang berada di atas tanah
· sebagai jalan pengangkutan air dan mineral dari akar menuju daun
· jalan pengangkutan makanan dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan
· tempat menyimpan cadangan makanan
Batang memiliki struktur epidermis, korteks, dan berkas pengangkut.
Bagian terluar batang yang masih muda tersusun atas jaringan epidermis. Pada batang tumbuhan dikotil yang sudah dewasa, epidermis akan rusak dan digantikan oleh periderm atau jaringan gabus.
Korteks tersusun atas jaringan parenkim.
Berkas pengangkut pada batang merupakan kelanjutan berkas pengangkut pada akar. Melalui berkas pengangkut ini, air dan mineral yang diserap akar diteruskan oleh berkas pengangkut pada batang untuk menuju daun.
e. Struktur dan Fungsi Jaringan pada Daun
Pada permukaan atas dan bawah daun terdapat jaringan yang disebut epidermis. Jaringan ini berfungsi melindungi jaringan di dalam daun.
Jaringan ini disebut jaringan palisade atau jaringan tiang. Di bawah jaringan palisade terdapat jaringan bunga karang, tersusun dari sel-sel yang bentuknya tidak teratur, tersusun longgar, dan juga mengandung klorofil.
Jaringan xilem yang membawa air dan mineral dari batang dan jaringan floem yang berfungsi membawa hasil fotosintesis dari daun untuk disalurkan ke seluruh tubuh tumbuhan.
3. Teknologi yang Terinspirasi dari Struktur Jaringan Tumbuhan
Panel Surya (Solar Cell): Panel surya merupakan alat yang dapat mengubah sinar matahari menjadi energi listrik yang terinspirasi dari fotosintesis.
Sensor Cahaya: Sensor cahaya yang disebut fotoresistor atau light-dependent resistor (LDR) dan sakelar pengatur on dan off. Fotoresistor ini mampu mendeteksi ada dan tidak adanya cahaya di lingkungan sekitar. Fotoresistor ini merupakan resistor atau hambatan listrik yang dapat diubah nilai hambatannya melalui penyinaran cahaya. Fotoresistor ini terinspirasi dari stomata kaktus.
Lapisan Pelindung dan Pengilap: terinspirasi dari lapisan kutikula pada terartai. Kutikula ini tersusun atas senyawa lipid berupa lilin (wax) dan polimer hidrokarbon yang disebut kutan. Kedua senyawa ini bersifat hidrofobik atau tidak suka air, sehingga jika air mengenai lapisan ini tidak akan membasahi daun.
Alat Pemurnian Air: terinspirasi oleh akar tanaman enceng gondok yang berserabut sehingga memisahkan kotoran dengan air.
Comentários